Kejadian Demi Kejadian
Tulisan ini untuk menambah tulisan sebelumnya, dimana mungkin belum ada kejelasan mengenai arti tentang bagaimana caranya kita untuk menyikapi keadaan-keadaan yang ada di sekitar kita. Begitu banyak kejadian di sekitar kita yang kita sadari maupun tidak kita sadari sudah terjadi dan mungkin sudah berlangsung lama. Entah dari kita sendiri yang memang tidak mau tahu atau kita yang benar-benar tidak tahu.
Siang ini, daku melihat baik itu di televisi, media massa seperti koran, majalah, dan lain-lain ataupun di berbagai situs-situs berita, banyak kejadian yang bisa menjadi bahan renungan. Maraknya kasus suap di berbagai lembaga pemerintahan, baik itu lembaga yang ada di kota-kota sampai yang terjadi di pusat pemerintahan itu sendiri. Sungguh miris memang. Apa sampai segitunya, setelah kita silau dengan harta, maka segala cara di tempuh untuk mendapatkan yang namanya “uang”. Kita memang tidak bisa hidup tanpa uang, tapi jangan terus diperbudak oleh uang. Kita itu majikannya uang, jadi uang lah yang harus tunduk kepada kita. Huff, kok daku jadi sewot gini sihhh..
Daku juga melihat ada banyak kasus dimana orang tua yang sampai hati menyiksa anak mereka, buah hati tercinta mereka, dipukul atau dianiaya atau apalah namanya, hanya karena satu permintaan yang sepele, tega-teganya yap. Daku sampai bertanya dalam hati, apa nurani itu udah ngga ada lagi, sampai tega menyiksa anak sendiri. Oalahhh, amit-amit jabang bayi deh.
Kalo diperhatikan sebenarnya ada banyak kasus yang terjadi di setiap kota, yang bisa kita jadikan pelajaran dan contoh supaya kita bisa menghindarinya. Miris juga sih kalo ngeliat dan membaca beritanya itu. Apa memang sekarang sudah jamannya zaman edan, dimana kalo tidak edan tidak akan kebagian? Mungkin ada benarnya kata Ronggowarsito dalam tulisannya di kitab Joyoboyo.
Seperti yang sekarang ini, daku ngga ngerti juga apa yang akan terjadi nanti. Ya biarlah, kalau memang harus terjadi biarlah terjadi. Dan kayanya daku juga ga ngerti tentang keno soalnya barusan liat di satu situs dan belum sempat mencari-cari artinya.
14 comments:
Sabar ya pak.....
btw, apa perlu sy tulis "pertamax" disini??? hhm, kayanya ga perlu deh n_~
walah baru sadar kalo jaman edan...
kan udah lama toh..
yah begitulah kehidupan yang harus terus dilihat dan dijalani, walaupun kadang2 bertentangan dengan hati nurani.:)
@Titik Puspa : iya mbah hehehe
@suryaden : iya om daku baru sadar nih
@Benny : wow, kata-kata yang bijaksana sekali.makasih om benny
weleh weleh weleh, mencongkel realitas nih...hmmmmm...
tabiek
senoaji
wah kalo dah sampe ngeluarin Joyoboyo dari Ronggowarsito nyerah deh abang hue he he
*tadi abang menyaksikan langsung terjadinya suap menyuap pankks, kan abang makan di kantin tadi, nah banyak tuh terjadi suap menyuap disitu tanpa rasa malu ...
sbar ya bos..
jgn sewot" gitu donk :)
ya skrg byk marakna org tua nyiksa anakna.. kan kasian ....
blaze5.com
@Senoaji : yah begitulah realitas yang ada om
@abang : idih abang,ni ajah daku lagi suap-suapan sama ehem-ehem
@debrian : iya bos daku masih sabar
@BlazeFive : iya om, kasihan si anak yap om
suap menyuap kok kayaknya udah jadi budaya di lembaga pemerintahan kita ya.. nggak pada malu, nggak pada mikirin rakyat yg susah..
makanya jadi males nonton tv, isinya kriminal semua...
entah sampai kapan ini akan berakhir, sudah mengakar rumput.
wah jaman edan skarangini semakin edan contohnya aku, kalo lagheee binun mau mostingin apa laghee yah, tapi kang keedanan ini harus di hentikan dengan kita yang muda2....
maju terus orang muda......!!!!
Emang dunia udah uedaaaannn....
@tyas : yah namanya juga klo dah bawa2 masalah uang pasti gitu deh
@Seno 008 : betul om
@harry seenthing : setubuhhhhhh eh salah setujuh
@bani risset : hooh
Post a Comment