Sunday, October 04, 2009

Curhat Dan Coretan Di Sore Hari


Setiap orang yang dilahirkan, di berikan kemampuan untuk bertahan hidup. Bertahan untuk meneruskan cita-cita orang terdahulu atau membangun cita-citanya sendiri. Entah sadar atau tidak, kita sebenarnya mempunyai segudang impian yang ingin kita raih, namun terkadang apa yang kita impikan tidak semuanya bisa tercapai, dan itu semua adalah merupakan impian yang tertunda. Bagi diriku, itu bukanlah suatu hal yang mustahil untuk mencapainya, akan tetapi semuanya butuh proses untuk mencapai impian itu dan juga memerlukan waktu dan kesiapan diri kita untuk menerima dan meraih impian. Apabila kita tidak siap untuk menerima impian kita, maka kita bisa keblinger (terlena) dengan impian itu sehingga kita melupakan impian yang lainnya yang ingin kita capai.

Langkah kaki kita terkadang tersanjung dengan kerikil kehidupan yang ada di sepanjang jalan hidup, yang selalu setia menemani atau bisa di katakan menghibur diri ini supaya tidak terlalu terlelap menikmati perjalanan hidup. Kerikil kehidupan itu akan berusaha untuk mengingatkan kita untuk terus bertahan dan berjuang menapak jalan kehidupan yang panjang, memberikan suasana beraneka ragam untuk kita nikmati sebisa dan sekuat yang kita miliki. Entah kita mau ataupun kita tidak mau, tapi kita harus menerima dan menikmatinya sehingga kita bisa memaknai arti penting dalam menjalani kehidupan.

Seperti yang sedang kita alami, hidup ini adalah panggung sandiwara, yang telah di susun sesuai skenarionya, untuk kita jalani dengan sebaik-baiknya dan supaya kita bisa terus tersadarkan dari benak yang terlena. Skenario itu terus berjalan, berusaha memberikan yang terbaik untuk kita, memberikan apa yang kita mau, dan nantinya akan berpulang pada satu titik nadir, yaitu kembali berpulang pada Sang Pencipta di saatnya nanti. Skenario itu pulalah yang akan membimbing kita dalam setiap detik napas yang kita hirup dan hembuskan, yang meliputi setiap aspek di dalam diri kita.

Benak yang teristirahatkan ini, seakan ingin bangkit kembali seperti dulu, menikmati setiap waktu yang tersisa, berupaya untuk mengulang kembali masa-masa yang belum sempat dicapai, merajut kembali asa dan melangkah dengan tegarnya dalam setiap hari-hari yang terlewatkan. Semua dari kita adalah setitik debu di padang pasir yang luas, yang ingin mencari setetes air, yang akan memberikan kenikmatan untuk bisa terus berjalan dan melepaskan dahaga untuk sesaat. Dan dengan langkah kaki yang terseok-seok, kita semua ingin bangkit dari keterpurukan yang kita alami, berusaha dan berusaha kembali.

Kita, manusia, bukanlah apa-apa dan itu semua pasti bisa kita raih dan kita capai apabila kita memang menginginkannya. Dan setiap hari yang kita lewati, di situ pasti ada asa yang akan kita dapatkan untuk melanjutkan setiap hari dan setiap napas yang ada di dalam diri kita.

Yogyakarta, 04 – 10 – 2009, di saat keterpurukan melanda, hanya terdiam dan terpaku untuk sesaat, melepaskan imajinasi ke atas angkasa, dan menikmati keterdiaman dengan di temani 2 orang teman setia ( teh dan kopi ), dan semilir angin serta awan mendung di kota Yogyakarta.

4 comments:

Baka Kelana October 5, 2009 at 3:43 PM  

Curhat yang indah yang membawa kita melayang pada impian kita masing2

rudy October 6, 2009 at 10:10 AM  

Thank's bnget for semua

indomarking.com October 6, 2009 at 3:20 PM  

Salam Kenal Mas,
Silahkan mampir dan submit blog nya.

makasih

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP